Pages

Wednesday, August 6, 2014

Training yang tak pernah berakhir (Part 2)

   "Bangun, anjing!" suara itu disertai dengan guyuran air dingin yang begitu membuat aku kaget dan sadar. Aku melihat sekeliling, aku sadar aku sudah berpindah tempat. Aku berada di sebuah halaman besar. Aku rasa, ini adalah bagian belakang dari rumah besar tempat aku dikurung tadi. "Posisi merangkak kaya anjing, cepet! By the way, eh coy, kita apain ya enaknya? haha" kata Chandra. "Kita suruh ngewe sama anjing gue aja, gimana? hahaha" "Eh jangan, nanti aja abis kita siksa hahaha" sahut Chandra dan teman-temannya. Aku menunduk ketakutan. Kaki Chandra pun menginjak kepala ku yang menunduk. "Eh jing, jangan sekali-sekali berpaling dari muka gua, kontol!" aku pun mendongak menatapi Chandra dan ketiga teman nya dengan rasa takut. Mereka ber4 tidak mengenakan baju, namun masih mengenakan celana training. Aku begitu terpesona melihat pemandangan ini. Badan mereka yang sixpack begitu nikmat untuk dipandangi
   "Ayo lah kita mulai chan. Ga sabar gua ngeliat dia tersiksa haha" kata Jason. "Iya chan, gua udah cukup sabar nunggu dari kemarin. Udah bosen sama si dennis" sahut Abraham. "Yaudah yaudah kita mulai haha." Aku tidak punya ide tentang apa yang mereka bicarakan, yang pasti aku tahu ini akan menyakitkan bagi diriku. "Kita semua disini bakal menjadi tuan ato master lo. Lo bakal ikutin perintah kita selamanya. Hak lo sebagai manusia kita cabut. Sekarang lo sama kaya budak, bahkan lebih parah .. lo sama kaya ANJING. Inget, anjing kan gabisa ngomong .. Jadi mulai sekarang lo gaboleh ngomong. Lo cuma boleh ngomong kalo kita suruh. Diluar itu, lo bakal menyesal kalo lo ngomong. Bakal ada sanksi buat semua kesalahan yg lo lakukan!"
   Aku menelan ludah seiring chandra mengatakan hal tersebut. Aku benar-benar tidak menyangka akan menjadi seperti ini. "Gua bakal bacain peraturan-peraturan buat lo ya. Dengrin baik-baik, karena abis ini gua bakal suruh lo ngulang PERSIS apa yang gua bilang. Kalo lo salah, bakal tau akibatnya! Eh guys, siapin alat-alat buat games nanti dong. Biarin gua sama Jason yang disini ngurusin ini anjing. Lo urus games nya sana." perintah chandra. "Sip bosss" sahut William dan Dennis seiring meninggalkan tempat itu. Mereka menepuk dan menendang muka ku sambil meninggalkan lapangan. Aku pun yang dalam keadaan telanjang dan terikat ini jatuh dan berusaha berada di posisi merangkak kembali seperti anjing. "Oke, peraturan pertama .. selama lo disini, lo gaboleh pake baju ataupun celana ataupun lainnya. Eh bentar bentar .. bram, ambil cambuk kulit gua deh. Tiap gua bacain satu peraturan, lo gebuk pantat budak kita ini haha biar dia kesakitan haha." "Haha nih gua udah bawa punya gua." Abraham pun pindah posisi berada di belakang ku dengan senyuman sinis.
   Aku menghela nafas karena aku tahu ini akan menyakitkan. "Kita ulang ya budakk sayang" kata Chandra. Aku tidak bisa berkata apa-apa karena mulut ku masih ada ball gag. "Peraturan nomor satu, lo gaboleh pake baju ato celana ato apaun selama lo disini!" PRAKK suara cambuk mengenai pantat ku. Aku berusaha menjerit kesakitan. "Jangan cengeng ya haha. Baru satu lo. Asal lo tau, ada lebih dari 50 peraturan." Aku pun kaget dan mulai panik karena aku rasa aku tidak dapat lagi menahan 50 cambukan lebih. Aku pun pasrah dan tertunduk lemas. "Peraturan nomor dua, Selama lo disini, lo harus melayani kepuasan sex kita. Nurut ya haha" PRAKK, cambuk kembali mengenai pantat ku.
   "Peraturan nomor tiga .. selama lo disini, lo hanya boleh makan makanan sisa bekas kita makan. Makanan bakal kita sediaiin saat lo berada di ruangan lo. Gak bakal ada piring ato sendok ato semacamnya. Lo tau anjing kalo makan gimana kan? yaudah, lo kan anjing, jadi sama. Oooh iya, gak cuma makanan sisa ya, apa pun yang bakal kita kasih ke lo, ya lo harus makan daripada lo kelaperan ya kan? haha cuma terserah sih, intinya makanan itu harus abis gua gamau tau lo suka apa ga suka." PRAKK suara cambuk kembali terdengar. "Asal lo tau ya, dennis udah sering makan nasi kering, bahkan nasi yang direbus bukan pake air biasa, tp pake air kencing hahaha. Jadi siap-siap menyesuaikan diri lo ya!" sahut Abraham. Aku menelan ludah karena aku merasa tidak mungkin sanggup untuk makan makanan seperti itu. Aku sangat menyesal telah mengambil keputusan ini.
   "Peraturan nomor empat .. Semua jadwal yang kita tentukan itu harus lo ikutin. Jadwal bakal gua bacain setelah peraturan. Siap-siap di inget ya! Kalo lo telat, akan ada sanksi yang BERAT!" PRAKK, kembali suara cambuk berbunyi. "Peraturan terakhir, nomor lima .. haha gua tau lo pasti kaget kan. Iya ini yg terakhir, td gua cuma bercanda anjing haha takut kan lo?! Nih ya .. peraturan nomor lima .. Kalo lo kencing apa berak apa gimana kek, lo gak boleh melakukannya di toilet. Lo boleh melakukan gituan di kamar lo dan di halaman, ya disini! Gali dulu tanah kaya anjing baru lo keluarin deh. Tapi itu semua ada jadwal nya. Pinter-pinter atur waktu ya! Jangan sampe lo kencing di dalem rumah! Sanksi nya akan berat banget, inget lo!"
   PRAKK, suara cambuk terakhir berbunyi. Aku lega karena cambuk sudah tidak mengenai pantat ku lagi. Namun, siksaan baru akan mulai sehabis ini. Chandra pun kemudian berkata "Gak bakal bisa lo bebas, jadi mulai lupain kegiatan sehari-hari lo. Orang gak akan tau lo ada disini sebagai budak. Ini jauh banget dari Jakarta. Jangan harap lo bisa kabur ya. For your information, jauh di depan rumah kita ini, ada satpam yang udah gua bayar buat ga bilang siapa-siapa kalo lo gua siksa. Dia bakal ngejaga keamanan juga, jadi kalo lo kabur, siap-siap deh kita hukum hahaha." Suara hp tiba-tiba berbunyi. "Chan, games nya udah siap tuh. Mau mulai?" "boleh lah, bbm dia gih bilang bentar kita kesana".
   "Ayo anjing, kita bakal main games buat training lo. Bakal seru kok!" Aku pun dipakaikan sebuah kalung anjing. Ikatan tangan ku dilepas, namun tangan aku diikat kembali dengan rantai. Aku harus berjalan seperti layaknya anjing, namun ikatan ini membuat ku sulit untuk merangkak. "Ayo kontol jalan! Gak jauh cuma brp meter anjing lama bener lo jalan kaya titit!" Aku sangat takut dengan ucapan Chandra yang begitu sadis kepadaku. Aku berusaha secepat mungkin untuk merangkak. Tibalah aku di bagian lain rumah itu. Aku sadar rumah ini cukup besar. Terdapat kolam renang dengan dalam 2-3 meter. Aku berharap tidak akan masuk kesana karena aku tidak bisa berenang, apalagi dengan keadaan terikat. Sampailah aku di pinggiran kolam. Aku sadar terdapat sebuah kandang anjing dekat kolam tersebut. Dua buah kandang anjing. Yang satu diisi oleh seseorang juga yang bertelanjang dan dirantai seperti aku. "Nih kenalan dulu, namanya dennis, anjing kita."
   Aku kaget saat melihat keadaan tubuh dennis. Ia tertunduk lemas dengan muka tanpa ekspresi. Badannya penuh memar dan bekas cambukan yang memerah namun belum berdarah. Alat kelamin nya dipakaikan sebuah gembok yang membuat dirinya tidak bisa ereksi dengan bebas. Pantatnya ditancapkan sebuah silicon berbentuk buntut anjing. "Sebelum lo masuk, nih gua pakein alat-alat ya biar lo makin ganteng" kata Jason. "Hahaha ganteng! bener banget, makin ganteng ! hahaha .. nanti dennis naksir dan suka sama lo .. dipacarin deh, bisa ngewe lo berdua tiap malem noh di kamar hahahaha!" ledek William. "MmmM!" sebuah silicon berbentuk seperti dildo menusuk anus ku. Begitu sakit rasanya. "Enak kannn, masih rapet. Seminggu juga bakal lebar tu bool hahaha!" sahut Jason. "Pake ini juga ya hihi biar titit kamu gak nakal!" aku pun dipakaikan chastity, yaitu gembok kontol oleh Abraham. Rasanya sakit karena alat kelamin ku tidak dapat ereksi.
   Aku di dorong ke sebuah kandang sempit. Kemudian, sebuah katrol dipasang dan dicantolkan pada kandang aku dan kandang dennis. Kami sadar kami akan dimasukan ke dalam kolam dengan keadaan seperti ini. Aku berharap untuk tidak mati kehabisan nafas. "Mmmmm!!! Tidakkk !!!" usaha ku mengeluarkan suara sia-sia. Ball gag yang terdapat pada mulut ku sangat menggangu ku. "Siap-siap ya! Games start sebentar lagi. Bram, handycam dah siap?" "Siap bro haha siap di edar nih di internet! hahaha" "Eh bro bro, yang lama ya biar si andre tau rasa." "Iya dong pasti, nanti kaya dennis waktu itu sampe 2 jam di naik turunin gak berhenti" dia capek sendiri tahan nafas hahahaha sukur" bincang mereka sambil tertawa melihat kami yang siap disiksa. "Gua setting mesin katrol nya dulu biar naik turunin sendiri waktu nanti kita makan. Kira-kira kasih mereka waktu di dalem air berapa lama ya?" "10 detik aja hahaha" "Jangan, 1 menit hahaha" "1 menit? Mati goblok! 12 detik aja deh gua toleran ama anjing anjing ini haha" lalu chandra menyetel sebuah alat berbentuk remot yang aku rasa mengendalikan katrol ini. "Udah bro, 12 detik di dalem air, 5 detik waktu buat nafas. Gua setel selama 4 jam! hahaha siap-siap menderita deh lo berdua ya.!" aku pun ketakutan karena harus menahan nafas setlama12 detik dan hanya diberikan waktu 5 detik untuk kembali bernafas selamaa 4 jam! Aku rasa aku akan mati.
"ready .. set .. go !!" suara chandra. Katrol pun mulai turun perlahan dan aku pun takut karena harus menahan nafas. Aku menghirup sebanyak-banyaknya oksigen. "Hahahaha anjing ini seru banget! Gua gak sabar abis games pengen jadiin mereka samsak di ruang gym gua! Pengen gua tonjok kontol nya hahaha" kata Jason seiring mereka meninggalkan kami.
   Aku pun menahan nafas selama 12 detik. Setelah 12 detik, katrol kembali menarik kami keatas dan kami bernafas dengan leganya. Bersiap-siap karena akan diturunkan lagi. Ini dilakukan berkali-kali selama 4 jam penuh. Pada jam ke 2 aku sudah mulai kehilangan energi ku untuk menahan nafas. Badan ku terasa penuh dengan air kolam. Air kolam yang dibicarakan disini pun tidak bersih seperti air kolam yg layak. Air kolam ini aku rasa tidak pernah di kuras. Warnanya sudah hampir coklat dan dingin sekali. Aku menguatkan diri untuk melewati waktu yang tersisa. Aku melihat ke arah dennis. Ia sepertinya sangat lemas dan hampir pingsan. Aku merasa kasihan padanya.

Training yang tak pernah berakhir (Part 1)

       Namaku Andre. Aku seorang murid di sekolah menengah atas di salah satu sekolah terkenal di Jakarta. Aku sadar bahwa diri aku berbeda dengan yang lainnya. Ya, aku gay. Aku sadar sejak aku duduk di bangku sekolah SMP. Sejak kelas SMP, aku mulai suka mengamati gambar-gambar cowok bertelanjang dan melakukan sex dengan cowok. Itu semua membuat ku terangsang dan ingin mencobanya. Aku memiliki teman jauh yang ternyata bi sexual, ia bernama Chandra. Ia sekolah di sekolah yang berbeda dengan aku. Aku sebenarnya sudah suka dengan dia sejak awal mengenalnya, namun dia tidak terlalu menyukai diriku karena aku mungkin bukan tipenya. Aku sering sekali terangsang hanya dengan melihat foto-foto nya yang ku save di hape ku. Terkadang aku jadikan bahan coli.
       Beberapa minggu yang lalu, aku tidak sengaja menonton sebuah video gay yang bertemakan BDSM. Saya begitu terangsang dan ingin sekali mencobanya. Kini, saya menjadi kecanduan akan video bertemakan BDSM tersebut. Setiap malah saya mencuri-curi waktu untuk coli dengan menonton dan membayangkan kegiatan BDSM. Saya sangat tertarik untuk dijadikan sama seperti budak pada video BDSM tersebut. Kemudian saya mulai membayangkan kalau Chandra lah master saya, dan saya patuh terhadap perintah-perintahnya. Sungguh, hal yang sangat indah untuk dibayangkan.
       Beberapa waktu kemudian, saya memberanikan diri untuk bertemu dengan Chandra. Kami sudah lama sekali tidak berjumpa, dan hanya chat via social media. Kami bertemu di sebuah cafe di daerah Jakarta Utara. Kami pun berjumpa dan mengobrol panjang lebar tentang bagaimana kehidupan dan kabar kami masing-masing. Tak lama kemudian, Chandra berkata bahwa 4 orang teman-teman nya akan berkunjung juga ke Cafe tersebut. Ia bertanya apakah aku keberatan, dan tentu aku menjawab tidak. Untuk memastikan, aku bertanya siapakah teman-teman nya itu. Chandra berkata bahwa teman-teman nya itu semua gay, dan merupakan teman-teman baik nya sejak lama.
       Aku sempat senang karena aku bisa berkenalan dan mungkin diantara mereka ada yang ingin menjadi master ku. Namun di lain sisi, aku sangat takut dan merasa canggung, karena aku memang bukan orang yang bertipe sosial. Aku tidak populer di sekolah dan terkadang merasa canggung apabila berkenalan dengan orang baru. Tak lama kemudian, mereka pun tiba. "Woy Chandra!" sapa seorang teman Chandra yang terlihat seperti sudah kerja. Namanya adalah Abraham. Ia seorang gym trainer di salah satu tempat fitness terkenal di jakarta. "Haha, eh lo toh bram ?!" balas Chandra. "Kenalin nih temen gua, Andre". "Halo Andre, gua Abraham" kata Abraham sambil menyalami tangan ku. "I .. i .. iya, gua Andre" balas ku begitu kaku.
       Abraham pun duduk dan kemudian memesan beberapa makanan di cafe tersebut. Tak lama, William dan Jason pun tiba. Mereka berdua adalah teman-teman Chandra. Aku pun kembali berkenalan dengan mereka dan kini merasa sudah tidak terlalu canggung. Setelah 1 jam berlalu, aku sadar bahwa tadi Chandra berkata bahwa akan ada 4 teman nya yang datang, tapi hanya ada 3 saja daritadi. "Chan, temen lu satu lagi mana?" tanyaku. "Ooh ya! Eh Will, si anjing itu dimana? haha" "Dia gua tinggal di mobil bro, haha sukur tuh kepanasan gua jemur" jawab william. Mereka semua tertawa dan aku pun bingung.
       "Loh .. anjing? Maksudnya apa?" tanya ku penasaran. "Iya, gua cuma bercanda dre. Temen gua yang sebenernya cuma ada 3. Anjing itu maksudnya si dennis." jawab Chandra. "Dennis? siapa tuh?" tanya ku. "Eh sssh! Chan, lo gila ya ?! Nanti kalo lo kasih tau dia, dia bisa aja laporin kita ke polisi !" bisik Jason kepada Chandra. "Udah tenang aja, dia temen baik gua, sebentar lagi gabung lah sama kita, haha. Gua ketemuan sama dia ini juga ada maksudnya, buat ajak dia jadi pemilik baru bagi Dennis. Biar Dennis makin menderita haha." "Yaudah atur aja deh bro!" jawab Jason kembali.
       "Dre, sebenernya, selain gua mau ketemu sama lu disini, gua juga mau bilang sesuatu yang menarik." "Apaan chan?" tanyaku penasaran. "Gini loh, sebenernya kita itu dulu punya temen namanya Dennis. Dennis itu udah kaya sodara kita semua. Dia itu akrab bgt, terutama sama gua. Dennis dan gua bahkan dulu sempet pacaran lama banget. Terus suatu hari, dia tega banget sewaiin gua ke om-om demi duit. Dia bilang dia kepepet gitu. Dia bius gua dan bawa gua ke hotel buat dipake sama om-om. Akhirnya kita putus dan gua ketemu sama temen-temen gua ini. Kita pasang strategi buat culik denis dan jadiin dia budak kita semua supaya dia tau rasa. Balas dendam gua terpenuhi, dan temen-temen gua pun seneng bisa punya mainan buat dipake kapan aja hahaha. Jadi gua sebenernya mau ngajak lu buat ikut kita, jadi master atau tuan bagi si dennis, anjing kita. Lo mau ga?" kata Chandra.
       Aku pun berkeringat dan bingung harus menjawab apa. "Hmm .. mm .. aduh chan, gua harus ke toilet nih kebelet bgt sbntr ya" jawab aku. Aku pun segera ke toilet dan berusaha untuk menenangkan diri. Tak lama, suara pintu toilet yang dibanting pun terdengar .. langkah kaki yang begitu banyak mendekat kepada ku. Sebuah tangan menutup hidungku sehingga aku pingsan dibius. Aku pun kehilangan kesadaran. "Mmmmph! Mmmm!" aku tersadar dan melihat sekeliling. Aku sadar aku berada di sebuah mobil yang sedang berjalan. Aku berada di baris ketiga, yaitu baris paling belakang dengan keadaan tangan terikat dan mulut disumpal kaos kaki. Begitu bau rasanya kaos kaki ini, pikirku.
       "Eh Chan, dia bangun tuh." kata seseorang yang suaranya familiar, seperti suara Jason. "Pagi, sayang. Gimana tidurnya? Kita sekarang lagi di jalan menuju tempat rahasia kita, dimana lo bakal kita siksa karena berusaha kabur. Lo sadar gak sih, lo udah kita kasih hati malah minta jantung. Sekarang nasip lo gak jauh dari menjadi seorang budak. Sorry ya bro, jujur ya, kita udah incer lo sejak lama. Kalo pun di hari itu lo jawab kalo lo mau jadi master nya Dennis, ujung-ujungnya lo bakal berakhir disini juga dengan kondisi kaya gini hahahaha. Siap-siap buat menderita"
       "Mmmmm! Mmmm!" aku berusaha untuk berbicara. Aku tidak menyangka, hidupku sebagai budak pun akan segera dimulai. Tak lama, mobil berhenti dan aku pun diturunkan dengan kasar. Penutup mata ku dibuka. Aku melihat sekeliling, seperti berasa di daerah perkampungan yang sangat jauh dari kota. Terdapat sebuah rumah besar dengan tembok tinggi dan kawat. Aku sadar, aku akan dibawa ke dalam dan tidak dapat keluar lagi. Aku dibawa ke sebuah ruangan yang sempit sekali, rasanya ruangan tersebut berlokasi di bawah tanah (basement) tempatnya lembab dan sempit. Di dalam ruangan tersebut tidak ada apa-apa. Ruangan itu hanya berukuran sekitar 4x4 meter dengan jendela kecil di atas sebagai ventilasi. Suasana nya sangat remang-remang, aku bahkan hampir tidak bisa melihat karena penerangan yang kurang. Aku ditelanjangi dan tangan ku di ikat lagi pada sebuah rantai yang menempel di sudut tembok. Aku pun mencoba melepaskan diri dari ikatan yang begitu kuat, namun aku pasrah dan akhirnya tertidur lemas.